Google Translate

Arabic Korean Japanese >Chinese Simplified Russian Portuguese English French German Spain Italian DUTCH

Blog Archive

Sabtu, 30 April 2011

Mengenali Makanan Yang Memakai Bahan Pengawet

Seorang ibu rumah tangga membeli jajanan
tradisional untuk camilan
keluarganya. Karena membeli dalam
jumlah banyak makanan itu tidak
habis dalam sehari.Setelah hari ketiga, jajanan itu
ternyata tidak juga basi padahal
tidak dimasukkan dalam kulkas. Ia
pun mulai berpikir kenapa kue-kue
basah itu bisa awet hingga berhari-
hari?
Ir Chandra Irawan, MSi, pakar
kimia pangan dan gizi dari Akademi
Kimia Analis Bogor, menjelaskan bahwa di Indonesia pada umumnya setiap
makanan dapat dengan leluasa
beredar dan dijual tanpa harus
terlebih dahulu melalui kontrol kualitas
dan kontrol keselamatan.
Diduga lebih dari 70 persen makanan
tradisonal yang dijual dalam proses
produksinya jauh dari persyaratan
kesehatan dan keselamatan karena
pemakaian bahan pengawet yang
tinggi misalnya.
Untuk makanan tradisional misalnya,
Ir Chandra menjelaskan banyak
produsen 'nakal' yang sering
menambahkan zat aditif atau
pengawet tertentu yang berbahaya
agar membuat makanan yang dijualnya tampak menarik, tahan
lama dan tidak gampang basi.
Ir Chandra menyebutkan beberapa
pengawet berbahaya yang sering
digunakan untuk makanan tradisional
dan jajan anak sekolah antara lain
Formalin (pengawet non makanan
dan disinfektan), Boraks (pengawet non makanan dan pestisida),
Natamysin, Kalium Asetat dan
Butil Hidroksi Anisol (BHA).
Bagaimana mengenali makanan yang
pakai banyak pengawet?
Berikut beberapa contoh makanan
yang sering ditambahkan zat
pengawet berbahaya:
1. Jajanan tradisional Teksturnya
sangat kenyal, berasa
tajam seperti sangat gurih, membuat
lidah bergetar dan memberi rasa
getir. Tidak rusak lebih dari 2 hari
pada suhu kamar.
2. Roti
Masa kadaluarsa roti menjadi
sangat lama dari biasanya. Tampilan
roti sangat putih dan teksturnya tidak
lembut dan kenyal, tetapi menjadi
agak keras sehingga bisa tahan
lama.
3. Mie basah
Teksturnya kenyal, lebih mengkilat,
tidak lengket dan tidak mudah putus.
Tidak rusak sampai 2 hari pada suhu
kamar (25 derajat celsius) dan
bertahan lebih dari 15 hari pada suhu
lemari es (10 derajat celsius). Tidak lengket dan lebih mengkilap
dibandingkan mie biasa.
4. Bakso
Teksturnya sangat kenyal, warna
tidak kecokelatan seperti penggunaan
daging namun lebih cenderung
keputihan. Tidak rusak lebih dari 2
hari pada suhu kamar dan
teksturnya sangat kenyal.
5. Tahu
Tidak rusak sampai 3 hari pada suhu
kamar dan bisa bertahan lebih dari
15 hari pada suhu lemari es. Tahu
terlampau keras, kenyal namun tidak
padat.
6. Kerupuk
Teksturnya renyah dan menimbulkan
rasa getir.
7. Ikan
Tidak rusak sampai 3 hari pada suhu
kamar. Warna insang merah tua
tidak cemerlang bukan merah segar
dan warna daging putih bersih.
8. Ikan asin
Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan
pada suhu kamar. Bersih cerah dan
tidak berbau seperti ikan asin. Tidak
dihinggapi lalat pada area yang
banyak berlalat. 9. Ayam
Tidak rusak lebih dari 2 hari pada
suhu kamar 25 celsius dan tekstur
kencang.
Lalu apa bahayanya?
"Pengawet itu kan fungsinya untuk
membunuh mikroorganisme. Tapi
kalau pengawetnya dimasukkan
secara berlebihan, maka akan susah
disintesis atau degradasi oleh tubuh,
akhirnya terendapkan. Nah, lama- lama ini bisa memicu kanker dan
sebagainya karena kan sifatnya
karsinogen," jelas Ir Chandra.
Berikut dampak dari penggunaan zat
pengawet berbahaya:
1. Formalin
Dapat menyebabkan kerusakan hati,
jantung, otak, limpa dan sistem saraf
pusat.
2. Boraks
Dapat menyebabkan gangguan otak,
hati, lemak dan ginjal.
3.Natamysin
Dapat menyebabkan mual, muntah,
tidak nafsu makan, diare dan
perlukaan pada kulit.
4.Kalium Asetat
Dapat menyebabkan rusaknya fungsi
ginjal.
5.Butil Hidroksi Anisol (BHA)
Dapat menyebabkan penyakit hati
dan memicu kanker

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages